Strategi pengembangan pendidikan santri yatim-dhuafa melalui optimalisasi lahan dengan land-clearing di pondok tahfidz kitabina. Mengatasi keterbatasan infrastruktur Pondok Tahfidz Kitabina untuk santri yatim-dhuafa melalui land-clearing 3.700 m2. Optimalisasi lahan dukung pengembangan pendidikan berkelanjutan.
Pondok Ma’had Tahfidz Kitabina merupakan lembaga pendidikan yang fokus pada pembelajaran dan penghafalan Al-Qur'an bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Saat ini, lebih dari 200 santri/wati belajar di berbagai cabang pondok yang tersebar di beberapa daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan, Yayasan Tahfidz Kitabina menetapkan cabang yang berada di Desa Sayum Sabah, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara sebagai pusat kegiatan utama (sentralisasi) dari seluruh cabang lainnya. Salah satu langkah strategis dalam proses ini adalah memindahkan santriwati dari beberapa cabang Pondok Tahfidz di Kota Medan dan sekitarnya ke lokasi pusat tersebut, yang saat ini telah dihuni oleh 40 santri dan dibina oleh 5 orang ustadz. Langkah ini diambil untuk menyatukan sumber daya dan memperkuat sistem pembinaan dalam satu lokasi yang terintegrasi. Namun, keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan utama dalam mendukung proses pembelajaran, terlebih dengan meningkatnya jumlah santri/wati yang harus ditampung. Kebutuhan akan fasilitas tambahan seperti gedung administrasi, asrama, dan ruang belajar untuk sekitar 120 santriwati dan 15 orang guru ustadzah semakin mendesak. Di sisi lain, keterbatasan dana dari donatur dan masyarakat membuat proses pembangunan menjadi tidak mudah untuk direalisasikan. Melalui program pengabdian masyarakat ini, dilakukan upaya untuk membantu mengatasi kendala tersebut melalui strategi optimalisasi lahan dengan kegiatan land-clearing seluas 3.700 m2 sebagai langkah awal pengembangan infrastruktur pendidikan. Metode yang diterapkan meliputi koordinasi dan diskusi bersama mitra pondok, survei lokasi, penentuan metode kerja efektif untuk pembersihan lahan, serta pelaksanaan pembersihan lahan sistemastis yang termasuk pengangkutan dan pembuangan limbah yang tidak digunakan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa proses pembersihan lahan berhasil dilaksanakan sesuai rencana menggunakan metode kerja efektif yaitu metode mekanis, dengan dukungan penuh dari tim pengabdian, mitra, masyarakat, dan para santri. Kegiatan ini tidak hanya menjadi pondasi bagi pembangunan sarana pendidikan yang lebih memadai, tetapi juga memperkuat langkah yayasan dalam mewujudkan pendidikan yang keberlanjutan dan inklusif bagi santri yatim dhuafa.
This paper presents a highly relevant and practical case study on addressing infrastructure challenges within non-profit educational institutions, specifically Pondok Ma’had Tahfidz Kitabina, which serves orphaned and underprivileged children. The abstract clearly outlines a critical problem: the necessity of expanding facilities to accommodate a growing number of santri following a strategic centralization effort, juxtaposed with severe financial limitations. The proposed solution, land-clearing an extensive area of 3,700 m2, is framed as an essential foundational step to enable future construction. This immediate, tangible intervention highlights a grounded approach to overcoming significant operational hurdles for a vulnerable student population. A key strength of the described initiative lies in its collaborative and systematic methodology. The process involved crucial stages such as coordination with the pondok management, thorough site surveying, and the strategic selection of an effective mechanical method for land clearing. The successful execution, achieved with the full support of the community service team, local partners, the community, and even the santri themselves, underscores the power of collective action in grassroots development. This participative approach not only ensures the project's feasibility but also fosters a sense of ownership and community engagement, which is vital for the long-term sustainability of such educational programs. While the abstract successfully demonstrates the immediate impact of the land-clearing activity as a vital first step, it inherently points towards future necessary endeavors. The successful preparation of the land lays a critical foundation, but the subsequent phases of actual infrastructure development (construction of dorms, classrooms, administration buildings) and securing long-term funding remain significant challenges not detailed here. Future reporting could explore the strategies employed for fundraising and the impact of the completed facilities on the quality of education and well-being of the santri. Nonetheless, this paper offers valuable insights into a pragmatic, community-driven approach to educational development for vulnerable populations, providing a strong model for initial problem-solving in resource-constrained environments.
You need to be logged in to view the full text and Download file of this article - Strategi Pengembangan Pendidikan Santri Yatim-Dhuafa melalui Optimalisasi Lahan dengan Land-Clearing di Pondok Tahfidz Kitabina from Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dan Desa .
Login to View Full Text And DownloadYou need to be logged in to post a comment.
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria