Reorientasi Hukum Mahar Perkawinan (Analisis Terhadap Praktik Pemberian Mahar Perkawinan Di Dusun Gumuk Kerang Ajung Jember)
Home Research Details
Sulistio Adiwinarto, Akhmad Maimun

Reorientasi Hukum Mahar Perkawinan (Analisis Terhadap Praktik Pemberian Mahar Perkawinan Di Dusun Gumuk Kerang Ajung Jember)

0.0 (0 ratings)

Introduction

Reorientasi hukum mahar perkawinan (analisis terhadap praktik pemberian mahar perkawinan di dusun gumuk kerang ajung jember). Mengkaji reorientasi hukum mahar perkawinan di Jember. Analisis praktik, perspektif hukum Islam & maqashid syari'ah demi keharmonisan rumah tangga dan kemaslahatan perempuan.

0
9 views

Abstract

Praktik pemberian mahar sebagai konsekuensi akad perkawinan adalah bentuk pemberian seorang suami kepada istri. Namun, penentuan kadar dan jenis mahar tidak ada batasan spesifik  dalam hukum Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis orientasi praktik pemberian mahar dalam perkawinan di Dusun Gumuk Kerang Ajung Jember. Metode penelitian menggunakan studi kualitatif dengan teknik wawancara mendalam kepada narasumber sebanyak 5 orang diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan pengalaman dalam praktik perkawinan dan tingkat pendidikan. Wawancara dilakukan kepada masyarakat, kepala desa, pemuka agama dan pemuda. Analisis data hasil wawancara menggunakan maqashid syari’ah Ibnu Asyur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahar memiliki peran strategis dalam mewujudkan rumah tangga harmonis. Orientasi praktik pemberian mahar dalam perkawinan masyarakat hanya bertujuan untuk memenuhi kewajiban akad perkawinan tanpa mempertimbangkan kemaslahatan perempuan yang menjadi tujuan disyariatkannya mahar dalam kaidah hukum Islam. Masyarakat hendaknya memperhatikan aspek maqashid syariah mahar yang berorientasi untuk membangun rumah tangga harmonis dan kemaslahatan perempuan. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap orientasi mahar sesuai maqashid syariah mahar


Review

This paper, "Reorientasi Hukum Mahar Perkawinan (Analisis Terhadap Praktik Pemberian Mahar Perkawinan Di Dusun Gumuk Kerang Ajung Jember)," delves into a highly relevant socio-legal and religious topic concerning dowry (mahar) in marriage. By focusing on the specific practices within Dusun Gumuk Kerang Ajung Jember, the research offers a localized yet insightful examination of how dowry is perceived and administered. The stated objective to analyze the orientation of these practices, particularly in light of the absence of specific limitations in Islamic law, promises to contribute meaningfully to understanding the practical application and potential reinterpretation of mahar beyond mere ritualistic fulfillment. The methodology employs a qualitative approach, utilizing in-depth interviews with five purposively sampled individuals from the community, including a village head, religious leader, and youth. While the use of an expert framework such as *maqashid syari’ah Ibnu Asyur* for data analysis provides a robust theoretical lens, a sample size of five informants, even for a qualitative study, might be considered rather limited for drawing comprehensive conclusions about community-wide "practices" and "orientation." Nevertheless, the findings are quite compelling, indicating that while mahar is strategic for harmonious households, its current practice often defaults to a ceremonial obligation, frequently neglecting the core principle of *kemaslahatan perempuan* (the benefit of women) which underpins its original legislative intent in Islamic law. Ultimately, this study makes a significant contribution by highlighting a critical disconnect between the ritualistic performance of mahar and its underlying jurisprudential objectives. The paper effectively argues for a reorientation towards a more holistic understanding of mahar, guided by *maqashid syari’ah*, to foster harmonious households and ensure women's welfare. While the findings are specific to a particular hamlet, they offer valuable insights that could resonate in broader contexts, prompting further discussion and community education. The recommendation for future research to enhance public understanding of mahar's *maqashid syari’ah* orientation is a practical and commendable step towards addressing the identified gap in practice.


Full Text

You need to be logged in to view the full text and Download file of this article - Reorientasi Hukum Mahar Perkawinan (Analisis Terhadap Praktik Pemberian Mahar Perkawinan Di Dusun Gumuk Kerang Ajung Jember) from Jurnal Penelitian IPTEKS .

Login to View Full Text And Download

Comments


You need to be logged in to post a comment.