Biodiversitas capung sebagai bioindikator kualitas perairan di kawasan wisata air terjun dlundung, mojokerto. Telusuri biodiversitas capung sebagai bioindikator kualitas perairan di Air Terjun Dlundung, Mojokerto. Studi ini menganalisis keanekaragaman capung, menunjukkan ekosistem perairan yang stabil.
Capung merupakan salah satu organisme yang dapat digunakan sebagai agen bioindikator suatu ekosistem perairan. Hal ini dikarenakan nimfa capung memiliki sensitivitas pada perubahan lingkungan yang terjadi. Air Terjun Dlundung terletak di Kabupaten Mojokerto, memiliki air jernih dari mata air gunung welirang yang menjadikannya sebagai habitat bagi capung untuk berkembang biak. Penelitian ini perlu dilakukan karena penelitian yang membahas mengenai keanekaragaman capung di kawasan tersebut masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman spesies capung sebagai agen bioindikator kualitas air di Kawasan Air Terjun Dlundung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2022 di Kawasan Air Terjun Dlundung, dengan metode jelajah (fisual day flying) dan menggunakan Teknik sweeping. Analisis yang dilakukan diantaranya adalah menganalisis indeks keanekaragaman (H’) Shannon-Wiener, indeks kemerataan (E), dan indeks Dominansi (D). Berdasarkan penelitian didapatkan 46 capung yang termasuk ke dalam 4 spesies, 4 genus, dan 4 famili yang berbeda diantaranya yaitu Orthetrum migratum, Vestalis luctuosa, Euphaea variegata, dan Heliocypha fenestrate. Didapatkan indeks keanekaragaman capung sebesar 1,24, indeks kemerataan sebesar 0,90, dan indeks dominansi sebesar 0,31 yang mencerminkan kondisi ekosistem Air Terjun Dlundung yang masih cukup stabil. Keberadaan capung dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan, keanekaragaman capung yang tinggi menunjukkan kualitas perairan yang baik dan sebaliknya. Keanekaragaman capung berkaitan langsung dengan keberlanjutan ekosistem air tawar, sehingga mendukung pencapaian SDG 6 (konservasi air bersih), SDG 13 (mitigasi perubahan iklim), SDG 14 (kesehatan ekosistem perairan), dan SDG 15 (perlindungan keanekaragaman hayati).
This study effectively explores the utility of dragonfly biodiversity as a bioindicator for water quality in the Dlundung Waterfall tourism area, Mojokerto. Given the acknowledged scarcity of prior research in this specific region, the paper addresses a relevant ecological gap by focusing on an important group of aquatic insects. The premise that dragonfly nymphs are sensitive to environmental changes and thus serve as effective bioindicators is well-established, making this investigation into the health of a significant water body both timely and appropriate for conservation efforts. The overall finding of a "quite stable" ecosystem condition sets a positive tone for the assessment of this natural habitat. The research employs a clear and straightforward methodology, utilizing visual day flying and sweeping techniques during a defined period to collect data on dragonfly diversity. The subsequent analysis using standard ecological indices—Shannon-Wiener (H'), Evenness (E), and Dominance (D)—provides a robust framework for interpreting the collected data. The identification of 46 individuals across four distinct species (Orthetrum migratum, Vestalis luctuosa, Euphaea variegata, and Heliocypha fenestrate) is a valuable contribution to the local species inventory. The calculated indices (H' = 1.24, E = 0.90, D = 0.31) are presented clearly, leading to a reasonable conclusion about the stability of the aquatic ecosystem at Dlundung Waterfall. While the study provides a good baseline assessment of dragonfly diversity, future research could enhance its impact by incorporating direct physicochemical water quality parameter measurements. Correlating these abiotic factors with the observed dragonfly diversity would provide a more comprehensive and robust validation of their bioindicator status in this specific location. Additionally, expanding the study's temporal scope to include seasonal variations could offer a more dynamic understanding of ecosystem stability. Nevertheless, this paper makes a significant contribution to understanding local biodiversity and underscores the critical role of dragonflies in freshwater ecosystem health, aligning strongly with several Sustainable Development Goals related to clean water, climate action, and biodiversity conservation.
You need to be logged in to view the full text and Download file of this article - Biodiversitas Capung sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Kawasan Wisata Air Terjun Dlundung, Mojokerto from Sains dan Matematika .
Login to View Full Text And DownloadYou need to be logged in to post a comment.
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria