Pengembangan Sustainable Tourism pada Masyarakat Multikultur di Karimunjawa dengan Pendekatan Blue Economy
Home Research Details
Mohammad Syifauddin, Edi Kurniawan

Pengembangan Sustainable Tourism pada Masyarakat Multikultur di Karimunjawa dengan Pendekatan Blue Economy

0.0 (0 ratings)

Introduction

Pengembangan sustainable tourism pada masyarakat multikultur di karimunjawa dengan pendekatan blue economy. Teliti pengembangan pariwisata berkelanjutan di Karimunjawa dengan pendekatan Blue Economy. Mengatasi degradasi lingkungan & ketimpangan, usulkan strategi Grow and Build & kolaborasi pentahelix.

0
17 views

Abstract

Kondisi degradasi lingkungan dan ketimpangan pembangunan pada akhirnya melahirkan konsep Blue Economy yang mana salah satu sektornya adalah wisata bahari yang berkontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara. Akan tetapi, pembangunan pariwisata yang ada di berbagai daerah belum tentu menjamin kesejahteraan masyarakat lokal destinasi wisata, termasuk di Karimunjawa. Maka dari itu, upaya pembangunan pariwisata di Karimunjawa perlu direformulasi sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Blue Economy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan pariwisata berkelanjutan di Karimunjawa dengan pendekatan Blue Economy. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif (mix method). Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan sekunder yang diperoleh dengan metode observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan metode analisis SWOT dan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata di Karimunjawa harus diarahkan pada strategi Grow and Build dan atau stretegi Expansion. Pembangunan ini dapat mengkolaborasikan lima actor utama yaitu pemerintah, bisnis, masyarakat, akademisi, dan Lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam konsep pentahelix.


Review

This paper, "Pengembangan Sustainable Tourism pada Masyarakat Multikultur di Karimunjawa dengan Pendekatan Blue Economy," addresses a highly relevant and timely topic concerning the imperative for sustainable and equitable tourism development. The abstract clearly outlines the pressing issues of environmental degradation and developmental inequality that necessitate a re-evaluation of current tourism practices, specifically highlighting the potential of the Blue Economy concept. The research aims to analyze sustainable tourism development in Karimunjawa through this innovative lens, employing a mixed-methods approach to gain comprehensive insights into a complex local context, which is a promising starting point for a impactful study. A significant strength of this study lies in its integrated approach, combining sustainable tourism principles with the Blue Economy framework, particularly within the specific and challenging context of a multicultural community like Karimunjawa. The abstract indicates a commendable focus on practical application, moving beyond theoretical discussions to propose concrete strategies such as "Grow and Build" and "Expansion." Furthermore, the proposed collaboration among government, business, community, academia, and NGOs (pentahelix model) offers a robust and holistic framework for implementation, suggesting a strong potential for the research to provide actionable recommendations for policymakers and local stakeholders. The use of mixed methods, incorporating participative observation, interviews, documentation, SWOT analysis, and interactive analysis, promises a well-rounded and deeply contextualized understanding of the issues. While the abstract presents a compelling case for the study's importance and methodological rigor, it also raises several questions that the full paper should thoroughly address. For instance, a clearer articulation of how the Blue Economy principles specifically translate into tangible benefits for the multicultural community in Karimunjawa, beyond general income generation, would be valuable. The abstract mentions "ketimpangan pembangunan" but the mechanisms by which the proposed strategies (Grow and Build, Expansion) and the pentahelix model directly counteract these inequalities or ensure equitable distribution of benefits could be further elaborated. Additionally, while qualitative and quantitative methods are noted, specifying the key indicators or metrics used to assess "pariwisata berkelanjutan" and the impact of the Blue Economy within this mixed-methods framework would enhance the abstract's precision and allow reviewers to better gauge the study's depth and contribution.


Full Text

You need to be logged in to view the full text and Download file of this article - Pengembangan Sustainable Tourism pada Masyarakat Multikultur di Karimunjawa dengan Pendekatan Blue Economy from Integralistik .

Login to View Full Text And Download

Comments


You need to be logged in to post a comment.