Kajian kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di kabupaten demak. Pelajari kesiapsiagaan masyarakat Demak menghadapi bencana banjir. Penelitian ini mengkaji model pentahelix untuk mitigasi, adaptasi, dan rehabilitasi banjir di Kabupaten Demak.
Indonesia yang terletak di kawasan ring of fire mengakibatkan banyaknya gunung berapi aktif. Selain itu, Indonesia yang terletak di antara dua samudra yang mengakibatkan rawan terdampak bencana hidrologi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangankan model pentahelix pemerintah, pembisnis, akademisi, komunitas, media dalam mengatasi banjir di kabupaten Demak. Penelitian ini sejalan dengan rencana strategis UNNES dalam mengembangkan aksi tanggap bencana dan upaya mitigasi, adaptasi dan rehabilitasi bencana banjir di Kabupaten Demak. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan tujuan nasional dalam penanggulangan bencana yang tertuang dalam rencana strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana yaitu mempersiapkan dan meningkatkan peran pemerintah, pembisnis, akademisi, komunitas, media dalam kegiatan mitigasi, adaptasi dan rehabilitasi bencana yang terintegrasi sehingga mengurangi terjadinya resiko bencana banjir di kabupaten Demak. Penelitian dilakukan di Kabupaten Demak sebagai wilayah berpotensi banjir. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling, Metode penelitian adalah mixed research: Sequential exploratory design yaitu pengumpulan data (observational exploratoty) kebencanaan, etnografi, tingkat pemahaman dan kesiapsiagaan bencana dilanjutkan analisis kuantitatif untuk menyusun strategi pentahelix dalam mengatasi banjir di Kota Demak. Data diperoleh menggunakan observasi dan angketisasi berbasis online: Google Form. Konfirmasi data dilakukan dengan indepth interview. Observasi lapangan dilakukan dengan angket terbimbing untuk mengumpulkan data peran pemerintah, masayarakat, private sector dan lembaga swadaya dalam penanganan banjir. Data dianalisis berdasarkan demografi, wilayah, dan pemahaman menghadapi bencana banjir.
This manuscript, titled "Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kabupaten Demak," addresses a critically important and highly relevant topic, particularly for Indonesia, which faces significant hydrological disaster risks due to its geographical location. The abstract clearly articulates the study's objective: to assess community preparedness for flood disasters in Demak Regency and subsequently develop a pentahelix model involving government, business, academia, community, and media. The explicit alignment with UNNES strategic plans for disaster response and mitigation, as well as national BNPB objectives for integrated disaster management, underscores the study's timeliness and potential policy relevance. Overall, the proposed research has the potential to offer valuable insights into strengthening community resilience against flood events. A notable strength of the research design is the adoption of a mixed-methods approach, specifically a sequential exploratory design. This robust methodology combines initial qualitative data collection (observational exploratory, ethnography, in-depth interviews) on disaster understanding and preparedness, followed by a quantitative analysis to inform the development of the pentahelix strategy. The selection of Demak Regency as a flood-prone area and the use of purposive sampling are appropriate for the study's focus. The abstract details the use of online questionnaires (Google Form) for data acquisition, complemented by field observation and guided questionnaires to gather insights on the roles of various stakeholders. The proposed analysis based on demographic, regional, and understanding-based factors promises a comprehensive assessment of preparedness levels. While the abstract outlines a sound methodological framework, the full paper would benefit from greater clarity on the expected *findings* from the initial preparedness assessment before the pentahelix strategy development. It states that quantitative analysis will be used to *compose* the strategy, implying the preparedness assessment is a precursor, but doesn't hint at the nature of these findings (e.g., specific gaps in understanding or preparedness levels). Furthermore, elaborating on the specific components or stages of the "observational exploratory" and how it intertwines with "ethnography" would enhance methodological transparency. The proposed pentahelix model is a key output, and the abstract could briefly mention what key elements or principles this model aims to integrate based on the preliminary findings. Nonetheless, the research promises a significant contribution to disaster risk reduction efforts in Indonesia by providing a data-driven approach to community preparedness and multi-stakeholder collaboration.
You need to be logged in to view the full text and Download file of this article - Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kabupaten Demak from Indonesian Journal of Conservation .
Login to View Full Text And DownloadYou need to be logged in to post a comment.
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria
By Sciaria