Irianto, Franky E.P. Lapian, Didik S.S. Mabui, Elias Ferdinand

ANALISA PEMANFAATAN SEMEN DAN BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN HRS-BASE

Introduction

Analisa pemanfaatan semen dan batu kapur sebagai filler pada campuran hrs-base . Analisis pemanfaatan semen & batu kapur sebagai filler pada campuran HRS-Base untuk jalan Trans-Papua. Bandingkan KAO & temukan batu kapur bisa gantikan semen.

Abstract

Kondisi infrastuktur jalan darat yang tidak memadai menjadikan jalur udara sebagai andalan untuk pengangkutan orang dan barang, termasuk berbagai kebutuhan pokok di Papua. Dalam kacamata ekonomi, hal tersebut menyebabkan mahalnya biaya distribusi, yang berarti secara otomatis juga menaikkan harga berbagai barang kebutuhan pokok tersebut, terutama di pedalaman Papua. Upaya untuk menurunkan biaya distribusi dari satu kabupaten ke kekabupaten lain di wilayah Papua terus dilakukan pemerintah Indonesia melalui pembangunan infrastuktur jalan raya Trans-Papua. Salah satu yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur jalan raya Trans-Papua adalah batu kapur sebagai bahan pengisi dalam campuran HRS-Base. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan Kadar Aspal Optimum (KAO) campuran HRS-Base dengan menggunakan filler semen dan batu kapur. Variasi kadar aspal yang digunakan adalah 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% dan 7,0%. Hasil penelitian menunjukkan KAO dengan mengggunakan semen sebagai filler adalah 6,18% dan menggunakan batu kapur adalah 6,25%. Selain itu, juga terlihat bahwa kapur terbukti bisa menggantikan Semen sebagai bahan tambah (filler) pada campuran aspal panas

Review

This paper, titled "ANALISA PEMANFAATAN SEMEN DAN BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN HRS-BASE" (Analysis of the Utilization of Cement and Limestone as Filler in HRS-Base Mixtures), addresses a critical issue related to infrastructure development in Papua, Indonesia. The abstract effectively highlights the socio-economic context, where inadequate road infrastructure contributes to high distribution costs and elevated prices for essential goods. Against this backdrop, the research aims to explore the potential of locally available limestone as a filler in HRS-Base asphalt mixtures for the Trans-Papua road project, comparing its performance against conventional cement filler. The clear objective—to analyze the Optimum Asphalt Content (OAC) when using these two different fillers—is well-articulated and directly relevant to practical pavement design. The methodology described involves comparing HRS-Base mixtures with cement and limestone fillers across a range of asphalt contents (5.0% to 7.0%). The key findings are straightforward and impactful: the Optimum Asphalt Content for cement filler was determined to be 6.18%, closely followed by 6.25% for limestone filler. This close proximity in OAC values leads to the significant conclusion that limestone can effectively replace cement as an additive (filler) in hot mix asphalt mixtures. This finding is particularly important for regions like Papua, where access to local materials can significantly reduce construction costs and improve project sustainability. While the determination of OAC provides a crucial starting point for mix design, a more comprehensive evaluation would strengthen the conclusions. Future research could expand beyond OAC to include a full suite of Marshall parameters (stability, flow, VMA, VFB) and potentially other performance tests like rutting resistance, fatigue life, and moisture susceptibility, which are vital for assessing long-term pavement durability in varying environmental conditions. Additionally, a detailed economic analysis comparing the material and transportation costs of limestone versus cement in the Papuan context would further underscore the practical benefits of using local limestone. Despite these potential areas for expansion, the study presents a valuable initial step towards promoting sustainable and cost-effective road construction practices in a challenging geographical region.

Full Text

Comments

You need to be logged in to post a comment.